"Namun, untuk lapisan pekerjaan jalan ada susunannya, mulai dari beton FS, lantai kerja, lapis agregat dan lapisan dasar limestone," ujarnya.
Ketika dikonfirmasi awak media lewat whatsapp atas dugaan penyimpangan pengerasan puing bekas bongkaran bercampur tanah, Konsultan Pengawas, Felix Andre, belum memberikan tanggapan.
Baca Juga:
Proyek Renovasi RSUD Kemayoran: Ruang Apotek Dikosongkan, Pelayanan Obat Jadi Terganggu
Sementara, ketika diminta tanggapan, Pengamat Konstruksi, DR. Richard mengatakan bahwa setiap tahun persoalan proyek tidak selesai atau selesai tapi kualitasnya asal-asalan selalu saja ditemukan.
"Persoalannya selalu terkait lemahnya pengawasan. Untuk itu, kita berharap seperti KPA,PPTK, Konsultan Pengawas dan lainya harus bersinergi dan berkomitmen untuk melakukan pengawasan dengan betul," ujarnya di kantornya, Kamis (1/11).
Ia menegaskan, pengawasan menjadi modal penting dalam mewujudkan perencanaan yang baik, lalu realisasi di lapangan semaunya.
Baca Juga:
Proyek Peningkatan SPP Terminal Bus Pulogadung Diduga Sebagian Pengecoran Dikerjakan Dengan Adukan Manual
"Maka tidak heran jika kita temukan banyak proyek yang hancur-hancuran untuk meminimalisir persoalan itu, maka pengawasan harus diperketat," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan di media ini, Penyedia Proyek Pembangunan Jalan Beton Jl. Sunter Permai Raya Paket 2 TA. 2022 dari Dinas Bina Marga Prov. DKI Jakarta gagal menyelesaikan pekerjaan atau wanprestasi.
Pantauan awak media, panjang jalan yang belum dikerjakan masih jauh dari progres, Selasa (29/11).