Metrojakartanews.id | Merebaknya kasus hepatitis akut misterius membuat cemas. Terkait hal ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka opsi pembelajaran tatap muka (PTM) kembali digelar secara daring.
Hal ini mengikuti perkembangan semakin banyaknya dugaan kasus hepatitis akut misterius pada anak.
Baca Juga:
Jakarta Membutuhkan Anggaran Rp 600 Triliun menuju Status Kota Global
"PTM ini masih kami pelajari, apakah akan kembali ke online, kami akan lihat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/5/22).
Terlebih, saat ini, organisasi kesehatan dunia WHO sudah menetapkan penyakit ini sebagai kejadian luar biasa (KLB).
"Memang kasus ini menurut WHO sudah menjadi KLB, Kejadian Luar Biasa, itu sudah dari WHO," kata dia.
Baca Juga:
Bawaslu Jakbar Ijinkan Penurunan APK dengan Rekomendasi Pemda Lokal
Riza mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan menunggu kebijakan dari pemerintah pusat terkait dengan pelaksanaan PTM.
Saat ini, lanjut Riza, sudah ada 21 kasus dugaan hepatitis akut misterius di Jakarta. Seluruh kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan epidemiologis.
"Data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut. Namun demikian ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi," kata dia.
Dari 21 kasus tersebut, kata Riza, sudah ada tiga korban meninggal dunia. Sementara sisanya saat ini sedang dalam proses penanganan dan penyelidikan.
"Mudah-mudahan (kasus itu) tidak terkait dengan hepatitis akut, harapan kami bersama," kata dia.
Riza meyakinkan, Pemprov DKI melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI sudah memerintahkan seluruh jajaran untuk siaga dan bersiap terkait dengan penyebaran wabah ini.
"Rumah sakit sampai dengan puskesmas, juga jajaran tenaga kesehatan, untuk melaporkan semua perkembangan yang ada terhadap hepatitis akut," kata dia. [jat]