Porter lain, Sam (31) mengaku, mendapatkan upah sekitar Rp 35 ribu hingga Rp 60 ribu untuk sekali angkut bal. Namun, dia bercerita, kini jasa porter kian lama mulai ditinggalkan oleh pemilik toko di Tanah Abang.
Hal ini lantaran pihak toko sudah mempunyai troli sendiri dan karyawan lebih, sehingga pemilik toko lebih memanfaatkan karyawannya untuk mengangkut barang.
Baca Juga:
Terduga Pelaku Pembuang Bayi di Jakpus Diamankan Polisi
"Toko kadang sudah jarang menyuruh porter. Karena karyawannya yang ngangkut barang. Kan kalau porter dia mengeluarkan duit Rp 35 ribu, kadang Rp 50 ribu," katanya.
Jasa angkut barang dari toko ke tempat ekspedisi di Pasar Tanah Abang tidak hanya berkaitan dengan porter. Dalam jasa angkut mengangkut ini ada peran dari pemilik troli. Biasanya, para porter menggunakan troli dari para pemilik troli ini.
Salah seorang pemilik persewaan troli, Iman (60) menceritakan awal mula dirinya menyewakan troli kepada para porter. Awalnya, troli itu untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Iman sendiri dulunya juga seorang porter.
Baca Juga:
Pengelola Pasar Blok A Tanah Abang: Utamakan Transaksi Non Tunai
Dari situ, kemudian ia memiliki ide untuk mendapatkan uang tanpa mengeluarkan tenaga lebih dengan membuka persewaan troli. Ia melihat ada peluang besar dari persewaan tersebut.
"Sebelum jadi penyewa troli, saya tahun 81 itu saya porter, cuma daripada saya sewa mending saya bikin sendiri. Saya pakai buat sendiri. Terus kepikiran lagi untuk nambah satu lagi, nambah lagi hingga sekarang," katanya.
Saat ini, Imam mempunyai 12 troli besar dan 20 troli kecil yang ia sewakan kepada para porter. Bagi porter yang ingin menyewa troli di tempatnya, Iman mengenakan biaya Rp 5 ribu untuk satu kali angkut karung, baik untuk troli besar maupun kecil.