JAKARTA.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ada informasi menarik yang muncul pada hari ini, Kamis, 11 Desember 2025, terkait pemikiran, sikap, dan perilaku seorang anak bangsa, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo. Pernyataan beliau sangat layak mendapat apresiasi tinggi dan pantas menjadi teladan bagi masyarakat Jakarta maupun rakyat Indonesia.
Pendapat ini muncul setelah saya melihat pernyataan Gubernur Pramono yang lewat di beranda Facebook pribadi saya. Ketika saya menulis artikel ini pada pukul 22.20 WIB, unggahan dari akun Facebook Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan (Gen-Banteng) bertanda waktu “15h”, yang berarti diposting pagi tadi sekitar pukul 07.25.
Baca Juga:
Pramono Resmikan Tangki Septik Komunal, Warga Jaktim Kini Hemat Gas LPG
Menurut saya, pernyataan Gubernur Pramono ini patut didengar, direnungkan, dan dicontoh oleh seluruh pemimpin, baik di tingkat daerah maupun pusat. Ada pesan mendalam yang menyentuh, memberikan kebanggaan, sekaligus menumbuhkan harapan.
Intinya, beliau menegaskan bahwa tugas utama seorang pemimpin adalah menyelesaikan persoalan yang ditinggalkan oleh pemimpin sebelumnya. Baginya, kepemimpinan bukan tentang menghapus kebijakan lama, apalagi sekadar menciptakan legasi baru demi mencatatkan nama.
Dalam penjelasannya, Gubernur Pramono menyampaikan bahwa salah satu masalah bangsa ini adalah setiap kali terjadi pergantian gubernur atau pemimpin, selalu muncul keinginan agar namanya tercatat melalui proyek atau kebijakan baru. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi dirinya. Pramono menegaskan ia hanya ingin menyelesaikan persoalan yang tertunda dari para gubernur sebelumnya.
Baca Juga:
Fakta-fakta Dugaan Korupsi Pengadaan Masin Jahit di Sudin PPKUKM Jakarta Timur
Dalam uraian tersebut, Pramono menuturkan pengalamannya ketika bertemu dengan mantan Gubernur Sutiyoso (Bang Yos). Ia menanyakan apa yang masih menjadi harapan Bang Yos untuk diselesaikan. Gubernur Pramono menirukan ucapan Bang Yos: “Monorail, itu mengganggu saya. Jalan Rasuna Said, bisa nggak kamu selesaikan?” Pramono kemudian menjelaskan bahwa ia terus mengurus masalah tersebut, dan setelah hampir enam bulan bekerja, penyelesaiannya rampung. Pembangunan yang berkaitan akan mulai dibongkar pada Januari 2026.
Gubernur Pramono kemudian bercerita tentang pertemuannya dengan Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022, Anies Rasyid Baswedan. Ia juga menanyakan hal yang ingin dituntaskan oleh Anies. Menurut Pramono, salah satu legasi penting Anies adalah Jakarta International Stadium (JIS). Ia menegaskan bahwa tanpa dukungan sistem transportasi yang memadai, JIS justru akan menjadi masalah.
Karena itu, Pramono segera mendatangi Kementerian Perhubungan untuk meminta agar KRL dapat berhenti di bawah area JIS. Permintaan tersebut disetujui dan dalam beberapa minggu ke depan KRL sudah dapat berhenti di sana.