MetroJakartaNews.WAHANANEWS .CO - Sejumlah warga di Jakarta Timur (Jaktim) mempertanyakan efektivitas Sodetan Ciliwung di Jalan Otista setelah banjir merendam Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, sejak Selasa (4/2/2025) pagi.
"Puncak ketinggian banjir itu hari ini. Saya bingung, sodetan di Otista itu sebenarnya berfungsi atau tidak? Katanya sudah jadi, tapi nyatanya banjir tetap tinggi," ujar Ahmad (45), warga RT 12/RW 04, Kebon Pala II, Jakarta Timur, saat ditemui di lokasi banjir, Selasa.
Baca Juga:
Atasi Kiriman Sampah Laut, Ancol Kerahkan Puluhan Petugas Kebersihan
Banjir di kawasan tersebut sejak pagi hingga siang mencapai dua meter akibat luapan Sungai Ciliwung.
Menurut Ahmad, seharusnya sodetan yang sudah dibangun mampu mengalirkan air ke Banjir Kanal Timur (BKT) agar wilayah mereka tidak lagi terendam.
"Sodetan itu harusnya bisa mengalirkan air ke BKT, kan areanya lebih besar. Kalau sodetan ini benar-benar berfungsi, kenapa air masih tetap tinggi di sini?" ungkapnya.
Baca Juga:
Spesial Ramadan, Transjakarta Hadirkan Program 'Berbagi dalam Perjalanan'
Keluhan serupa disampaikan Siti (50), warga RT 11 yang juga terdampak banjir. Ia menilai program normalisasi Kali Ciliwung seharusnya memberikan solusi nyata, bukan justru membuat warga tetap kebanjiran.
"Waktu normalisasi, banyak rumah warga yang terkena dampak. Tapi kalau ujung-ujungnya masih banjir juga, buat apa? Harusnya dibikin solusi yang benar-benar efektif," kata Siti.
Sementara itu, Ketua RT 10/RW 04, Suparman (53), berharap Pemprov DKI bisa membuktikan bahwa proyek pengendalian banjir benar-benar bisa mengatasi masalah tahunan ini.
"Kami sebagai warga hanya berharap ada solusi nyata. Kalau sodetan memang efektif, ya harus dibuktikan. Kalau belum cukup, ya lanjutkan normalisasi sampai benar-benar maksimal. Jangan setengah-setengah," ujarnya.
Banjir yang melanda sejak Senin (3/3/2025) dini hari ini belum juga surut, menyebabkan aktivitas warga lumpuh.
Banyak warga yang terpaksa mengungsi, sementara sebagian masih bertahan di lantai atas rumah mereka.
Sejumlah petugas gabungan dari BPBD dan kepolisian terlihat bersiaga dengan perahu karet untuk mengevakuasi warga yang ingin mengungsi atau mengambil barang-barang berharga.
Beberapa warga juga tampak sibuk menyelamatkan pakaian dan dokumen penting dari rumah mereka ke tempat yang lebih tinggi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk terus membenahi sistem pengendalian banjir.
"Saat ini, dengan Program Strategis Nasional (PSN) pengendalian banjir, kami akan lebih fokus membenahi Ciliwung," kata Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno.
Menurutnya, pengerukan waduk dan sungai sudah masuk dalam program 100 hari kerja yang dijalankan bersama Gubernur Jakarta, Pramono Anung.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]