Metrojakartanews.id | Polisi mengamankan puluhan remaja yang diduga pelajar SMA/SMK yang hendak mengikuti demonstrasi di depan gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2021).
Sebanyak 20 pelajar ketahuan menyusup di rombongan mahasiswa yang sedang longmarch di belakang Gedung DPR/MPR, tepatnya di Jalan Palmerah Timur menuju Jalan Gerbang Pemuda.
Baca Juga:
Polres Subulussalam Gelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024
Para remaja yang mengenakan seragam putih abu-abu tersebut langsung dicegat oleh anggota kepolisian dan diminta menepi ke sisi jalan.
Mereka langsung diperiksa dan digeledah oleh petugas. Beberapa di antaranya tampak membawa tas berisi buku mata pelajaran di sekolahnya.
Selain itu, terdapat sekitar tujuh laki-laki dewasa yang turut diamankan bersama para pelajar tersebut.
Baca Juga:
Irjen Pol Karyoto Mutasi 11 Kapolsek di Jakarta
Petugas menduga bahwa rombongan pelajar dan pria dewasa tersebut hendak membuat rusuh dalam aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR RI.
"Menyusup di antara rombongan mahasiswa. Mau buat rusuh ini pasti," kata salah seorang petugas sambil memeriksa barang bawaan para pelajar tersebut.
Sementara itu, salah seorang pelajar berseragam putih abu-abu mengaku datang dari Kabupaten Tangerang karena diajak oleh rekan-rekannya mengikuti aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR.
"Baru pulang sekolah terus diajak ke sini, mau ke DPR," kata salah seorang pelajar.
Setelah itu, para petugas pun meminta segerombolan remaja dan pria dewasa tersebut berbaris untuk dibawa ke Pos Pengamanan di Kompleks Parlemen.
"Ayo berdiri, baris semua. Jalan yang rapi, pegang pundaknya," kata anggota kepolisian di lokasi.
Sebagai informasi, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi BEM SI akan menggelar unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Senin ini.
Bergeser dari lokasi sebelumnya yang direncanakan berlangsung di depan Istana Negara, Jakarta Pusat.
Ada empat poin tuntutan yang akan disampaikan mahasiswa dalam unjuk rasa tersebut. Koordinator Media BEM SI Luthfi Yusrizal menyebutkan, poin pertama adalah mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat.
"Bukan aspirasi partai," kata Luthfi dalam keterangannya.
Poin kedua, BEM SI mendesak para wakil rakyat agar menjemput aspirasi rakyat yang telah disampaikan dalam aksi demonstrasi di berbagai daerah sejak 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
Selanjutnya pada poin ketiga, BEM SI menuntut dan mendesak anggota parlemen secara tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
"Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen," kata Luthfi.
Poin terakhir, BEM SI endesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden Joko Widodo, yang sampai saat ini belum terjawab. [jat]