JAKARTA.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menutup sementara tambang di Parung Panjang. Penutupan itu tertuang dalam surat bernomor 7920/ES.09/PEREK tertanggal 25 September 2025.
Surat tersebut menyatakan masih terdapat permasalahan terkait aspek lingkungan dan keselamatan sehingga menyebabkan terganggunya ketertiban umum, kemacetan, polusi, kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan, serta berpotensi terjadinya kecelakaan.
Baca Juga:
Lubang Bekas Tambang di Kalimantan-Sulawesi Memprihatinkan, Bahlil Buat Aturan Ini
"Kepada warga Parung Panjang selamat menikmati ketenangan, mudah-mudahan bisa menikmati hari-hari lega, karena kami menutup sementara proses tambang di Parung Panjang, karena kami ingin memastikan proses pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan. Jangan sampai infrastruktur yang baru dibangun seminggu, sudah rusak lagi oleh truk-truk besar," ucap KDM –sapaan Gubernur Dedi, Sabtu (27/9/2025).
KDM menambahkan, Pemda Provinsi Jabar ingin semuanya diuntungkan, tidak boleh ada salah satu pihak yang untung.
"Kita ingin semua diuntungkan. Tidak boleh ada yang untung di salah satu pihak, sementara pihak lain rugi. Mari kita bersama menjaga alam dan lingkungan, mari kita bersama berusaha untuk saling menguntungkan," tambahnya.
Baca Juga:
Prabowo Apresiasi Kinerja Aparat, Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara untuk Rakyat
Penutupan sementara tambang Parung Panjang dilakukan dengan mempertimbangkan hasil evaluasi pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor: 144/HUB.01.01.01/PEREK tentang Pengaturan Pembatasan Kegiatan Tambang dan Operasional Angkutan Barang di Wilayah Kecamatan Parung Panjang, Rumpin, dan Cigudeg Kabupaten Bogor pada tanggal 19 September 2025.
Adapun pelaksanaan tata kelola kegiatan tambang termasuk rantai pasok masih belum sesuai sebagaimana yang diamanatkan dalam SE dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penutupan tambang sementara dilakukan sampai terpenuhinya ketentuan tersebut.
Harga Beton Naik Ketua Gapensi Jakarta Timur Angkat Suara
Sementara itu, akibat penutupan tersebut Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Seluruh Indonesia (Gapensi) Jakarta Timur, Sutrisno Sianturi mengatakan pihaknya yang terhimpun dalam asosiasi kontraktor konstruksi telah berkirim surat ke Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung terkait kenaikan harga beton akibat penutupan tambang di Parung Kabupaten Bogor .
“Kami minta pak Gubernur Pramono Anung Arif menyikapi keadaan ini. Agar membuat kebijakan yang tidak merugikan para pihak. Sebab kami kontraktor terikat harga final dan tidak bisa menyesuaikan perubahan harga dari distributor," kata Sutrisno kepada awak media, Rabu (22/10).
Sutrisno mengatakan para pengusaha konstruksi kuawatir tidak sanggup menyelesaikan kontraknya tepat waktu akibat terhambatnya rantai pasok bahan baku konstruksi/material bangunan yang selama ini didatangkan dari wilayah Jawa Barat.
“Selain kerugian karena kenaikan harga oleh distributor, juga kesulitan mendapatkannya. Begitu juga kemungkinan resiko akibat keterlambatan akan berdampak kena pinalti denda. Dan yang paling mengerikan itu bisa terancam di black list,” jelasnya.
Kekhawatiran ini semakin nyata karena pihaknya sudah mendapatkan pemberitahuan tertulis kendala produksi dan kenaikan harga yang cukup memberatkan kalangan industri semen dari 7 produsen Beton dan Batu dari semua jenis,” jelas Sutrisno.
PT Kokoh Inti Arebama Tbk yaitu salah satu perusahan yang memproduksi Readymix Jayamix by SCG juga menaikkan harga beton Rp70 rb hingga Rp100rb/m3 terhitung 01 Oktober 2025.
Surat yang ditujukan ke Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Kepala Dinas Bina Marga tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan dukungan atas perubahan harga tersebut sebagai penyesuaian biaya produksi, biaya angkut yang makin jauh dan potensi keterbatasan produksi.
Pengusaha Kontruksi di Bogor Juga Mengeluh
Tak hanya pengusaha di Jakarta, dampak dari penutupan bahan material bangunan di Parung Panjang, para kontraktor di Bogor juga mengeluh.
Pasalnya kenaikan harga beton dari distributor yang signifikan sangat memberatkan, sehingga pekerjaan proyek pemerintah dilapangan jadi tersendat bahkan ada yang sudah berhenti, dan banyak pekerjaan proye di Bogor sudah mendapat peringatan keras dari konsultan pengawas.
“Kami sudah hampir kolap, mohon kepada Gubernur Jawa Barat memberikan solusi atas persoalan ini, sebab harga sekarang ini sangat di luar dugaan,” pinta Tara seorang kontraktor di Bogor.
Dituturkannya, harga RAB pada saat tender Semen PPC Beton Mutu fc 20 Mpa 3 hari per M3 Rp970.000. Namun kalau belanja sekarang harga mencapai Rp2.200.000 per M3.
“Kami menunggu kebijakan Dinas PUPR kabupaten Bogor,” ujar Tara, yang menurutnya persoalan ini hampir dialami semua kontraktor di Bogor khususnya pekerjaan kontruksi jalan.
[Redaktur: Jupri Sianturi]