WAHANANEWS.CO, METROJAKARTA - Aksi mobil dinas menerobos jalur TransJakarta dengan pengawalan patwal menjadi sorotan di media sosial.
Pelat yang terpasang di bagian belakang mobil dinas tersebut menunjukkan nomor polisi RI 24 15.
Baca Juga:
Spesial Ramadan, Transjakarta Hadirkan Program 'Berbagi dalam Perjalanan'
Sementara itu, kondisi arus lalu lintas di luar jalur TransJakarta terlihat padat, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat
Video tersebut salah satunya dibagikan oleh akun X @BebySoSweet, Selasa (4/2/2025).
Dalam video tersebut, terlihat motor patwal yang terlebih dulu melintas di jalur TransJakarta.
Baca Juga:
Selama Ramadan, Transjakarta Izinkan Penumpang Buka Puasa di Dalam Bus
Kemudian tak lama setelah itu, mobil Alphard ikut melintas kencang di belakangnya.
Hingga artikel ini ditulis, Jumat (7/2/2025), video viral ini telah dilihat sebanyak 1,3 juta kali. Sejumlah netizen pun meninggalkan kritik mereka di kolom reply.
Lalu bagaimana tanggapan dari TransJakarta?
Melansir Tribun Jakarta, PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) buka suara terkait viralnya video mobil dinas RI 24 15 yang menerobos jalur busway tersebut.
Direktur Operasional dan Keselamtan TransJakarta, Daud Joseph mengatakan, hanya rangkaian iring-iringan Presiden yang boleh melintas di jalur busway.
"Ada beberapa yang diizinkan untuk masuk ke dalam jalur, contohnya dalam kondisi darurat. Kemudian kepala negara juga diizinkan," ucap Daud, Jumat (7/2/2025).
Selain itu, Daud menegaskan bahwa tidak ada pihak lain yang boleh menerobos jalur busway atau TransJakarta.
"Di luar itu tidak mendapatkan izin untuk masuk ke jalur TransJakarta," ucap dia.
Meski demikian, kata Daud, pihak TransJakarta tak bisa memberikan sanksi apapun kepada pihak lain yang melanggar ketentuan tersebut.
Pasalnya, kewenangan soal pemberian sanksi berada di ranah pihak kepolisian.
"Kami di TransJakarta tidak melakukan penindakan, karena tentunya (kewenangan penilangan) ada di kesatuan lain," ujarnya.
Sebagai upaya memastikan jalur tetap steril, Daud mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan beberapa upaya.
Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya dengan memasang separator di setiap celah jalan agar tidak ada pengguna jalan lain yang menerobos.
"Kemudian kami akan lakukan digitalisasi dari portal dan penindakan melalui e-TLE," jelas dia.
Terakhir, TransJakarta juga bakal berkoordinasi dengan aparat kepolisian hingga TNI untuk memastikan jalur bus tetap steril.
"Kerja sama dengan kepolisian tentunya untuk masyarakat umum agar tidak memasuki dan dengan Polisi Militer (PM) jika ada memang anggota TNI yang memasuki (jalur TransJakarta) sehingga nanti ditindak oleh PM," tuturnya.
Sebelumnya, aksi seorang kakek-kakek mengamuk di bus TransJakarta juga terekam video dan viral di media sosial pada Selasa (10/12/2024).
Tampak dalam videonya, kakek-kakek tersebut marah usai ditegur karena salah naik TransJakarta khusus perempuan.
Tak ayal aksi beliau kini jadi buah bibir netizen di media sosial.
Melansir Tribun Jakarta, video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @im.nopnop.
Akun TikTok @im.nopnop menyebut, petugas TransJakarta yang bertugas sudah sangat sabar dalam menghadapi si kakek-kakek tersebut.
"Sebenarnya petugasnya udah sabar banget dan enggak marah-marha, beda cerita kalau aku yang jadi petugasnya," tulis akun TikTok @im.nopnop.
Di awal video terlihat, petugas menerangkan kalau bus TransJakarta yang dinaiki kakek tersebut adalah khusus perempuan.
Sekedar informasi, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) memang memiliki bus berwarna pink yang dikhususkan untuk penumpang perempuan saja.
"Ini khusus perempuan Pak," ucap seorang petugas berkerudung dengan lembut.
"Ya terus apa bedanya dengan bus laki-laki," kata sang kakek dengan nada tinggi.
Petugas TransJakarta tersebut lalu berusaha menjelaskan kalau bus pink memang untuk penumpang perempuan.
Bukannya turun dan meminta maaf, kakek tersebut malah makin meracau sampai menyinggung soal Pilkada.
"Pilkada aja kemarin, udah jelas-jelas udah salah, peraturan berlaku, Pilkada tahu enggak," kata sang kakek-kakek.
"Mohon maaf Pak, tidak ada hubungannya soal Pilkada," timpal petugas TransJakarta.
Kakek-kakek tersebut kemudian meminta petugas untuk bersikap sopan kepadanya.
"Ada kaitannya sama ini. Jadi sama yang tua harus sopan santun lemah lembut. Saya kan udah tua mudah emosi, ngerti," ujarnya, seperti melansir Tribun Jakarta.
Tetap sopan, petugas TransJakarta kembali berusaha membujuk kakek tersebut untuk turun.
Namun kakek-kakek tersebut malah menantang petugas TransJakarta untuk ke pengadilan.
"Tapi kalau bapak enggak turun. Ini busnya enggak jalan," terang petugas TransJakarta.
"Ya biarin sampai sore. Ke pengadilan ayo," jawab kakek-kakek tersebut.
"Saya mohon maaf pak," kata petugas TransJakarta lagi.
"Saya juga minta maaf. Kalau bersalah kantornya di pengadilan," timpal sang kakek.
Akun TikTok @im.nopnop mengatakan kakek tersebut tetap tak mau juga turun.
Akhirnya petugas TransJakarta terpaksa menggotong keluar kakek tersebut.
Perdebatan sendiri berlangsung selama tiga jam.
"Udah ada setengah jam untuk debat terus akhirnya digotong 3 orang, tapi aku sengaja enggak videoin kasian," tulis akun TikTok @im.nopnop.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]