Selain itu, dalam catatan Prof Sihol, data proyeksi ekonomi dunia dari World Economic Outlook IMF, pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2022 tumbuh 3,2 persen dan berpotensi turun menjadi 2,7 persen tahun 2023 dikarenakan sejumlah faktor terutama terjadinya kemelut perang antara Ukrania dengan Rusia yang sedang berlangsung saat ini.
Apa yang dapat direspon lewat perhelatan besar G20 terkait dengan tantangan tersebut? Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang tergolong stabil yakni 5,7 persen tahun 2022, tentu akan merasakan manfaat pelaksanaan G20 ini untuk geliat ekonomi khususnya pariwisata.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Sinergi dan Kolaborasi Jaga Stabilitas Ekonomi serta Transformasi Nasional
Sebagai negara non-blok, Indonesia yang selalu menjunjung tinggi ketertiban dunia dan perdamaian abadi dinggap mampu sebagai penengah untuk membawa kebijakan baru dalam pemulihan ekonomi dan tumbuh lebih kuat melalui kebijakan kerjasama strategis secara multirateral.
Prof Sihol yang berada di Bali selama dua hari mengamati perhelatan pertemuan puncak (leaders' summit), memberi komen positif atas pelaksanaan G20.
Menurutnya terdapat sejumlah harapan para pemimpin negara negara G20 akan kebijakan baru, strategi dan upaya-upaya bersama dalam pemulihan ekonomi bersama sehingga dapat tumbuh bersama lebih kuat pada masa yang akan datang.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT G20 di Rio de Janeiro
Yang tidak kalah penting, tambahnya, terciptanya perdamaian dunia guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat bagi negara negara yang tergabung dalam G20. [stp]