Bagi negara Indonesia, Presidensi G20 merupakan yang pertama kali dalam sejarah dan menjadi momentum paling bergengsi atas kepercayaan para pemimpin negara G20.
Perhelatan besar terjadi selama dua hari di Nusa Dua Bali, 15-16 November 2022, diharapkan dapat menghasilkan kebijakan, strategi dan upaya bersama guna memulihkan ekonomi dunia dan juga perdamaian dunia sehingga terwujud kesehjateraan bersama.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Sinergi dan Kolaborasi Jaga Stabilitas Ekonomi serta Transformasi Nasional
Terdapat tiga agenda besar sebagai prioritas penting yang diusung Presidensi G20 dengan tema besar "Recover Together, Recover Stronger".
Ketiga agenda besar tersebut adalah:
1. Arsitektur Kesehatan Global
2. Transfornasi Ekonomi Berbasis Digital dan,
3. Transisi Energi.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT G20 di Rio de Janeiro
G20 sebagai forum kerjasama multilateral sejumlah negara di dunia memiliki kekuatan ekonomi penting karena menpresentasikan 65 persen populasi dunia, 79 persen perdagangan global dan 85 persen PDB dunia.
Ketiga prioritas utama agenda Presidensi G20 ini telah dibahas sebagai flagship agenda oleh Working Group (WG), Engagement Group (EG) dan Sherpa Track.
Menurut Prof Sihol, sebelum puncak pelaksanaan G20 saat ini di Nusa Dua Bali, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani di hadapan petinggi G20 di Washington DC telah memberi sinyal warning mengenai tantangan yang dihadapi dunia terutama bahaya ekonomi dunia.