Metrojakartanews.id | PT PLN (Persero) terus mendorong transisi energi di Indonesia melalui kolaborasi pengembangan energi baru terbarukan bersama Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Kerja sama PLN dan JBIC ditandai dengan pertukaran Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama Investasi Transisi Energi, di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11)
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Pertukaran MoU tersebut dilakukan langsung oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dengan Executive Officer, Regional Head for Asia and Pacific JBIC, Matsuda Noriyasu.
Sebelumnya, penandatanganan MoU antara PLN dan JBIC telah dilakukan oleh Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly dan Chief Representative JBIC Jakarta, Naotaka Goto, di sela agenda Energy Transition Day pada 1 November 2022.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan kerja sama ini mengarah pada pertukaran data dan informasi serta konsultasi bersama terkait investasi transisi energi.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Selain itu, kami membuka opsi kerja sama dalam proyek-proyek energi terbarukan, dan potensi dukungan keuangan, penjaminan, dan penyetaraan pada proyek-proyek potensial, dan lainnya,” ujarnya.
Sejalan dengan inisiatif target NDC, PLN juga telah menyusun dan menetapkan rencana transisi energi jangka panjang. Terdapat 8 inisiatif, yaitu penghentian PLTU batubara, co-firing biomassa, uji coba co-firing hidrogen dan amonia, studi terkait Carbon Capture & Storage, pembangunan pembangkit EBT, smart grids, green energy as a service, dan ekosistem kendaraan listrik.
Program transisi energi PLN diharapkan dapat diumumkan pada KTT G20, sehingga menimbulkan efek gaung secara global dan mengajak negara lain untuk melakukan upaya yang sama.