MetroJakartaNews.id | Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Jakarta akan menelusuri alasan keberadaan KM Cahaya Budi Makmur singgah dan berlabuh di Dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pondok Batu, Sibolga, yang kemudian ditangkap Polairud Polres Sibolga, Polda Sumatera Utara, Minggu (18/9).
Menurut Kepala Pangkalan PSDKP Jakarta, Sumono Darwinto, bahwa KM Cahaya Budi Makmur berlayar ke laut lepas Samudera Hindia. “Berdasarkan data yang ada, KM Cahaya Budi Makmur merupakan kapal pengangkut di laut lepas Samudera Hindia. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut Justifikasi/alasan masuk Sibolga. Jika karena faktor emergency seperti kerusakan atau faktor lainnya dimungkinkan untuk masuk ke pelabuhan pangkalan manapun,” ujar Sumono ketika dikonfirmasi awak media, Selasa (20/9).
Baca Juga:
PSDK Lampulo Amankan Dua Kapal Nelayan Diduga Gunakan Bahan Peledak di Banda Aceh
Menurutnya, sesuai data yang ada bahwa KM Cahaya Budi Makmur berangkat dari Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ), tanggal 29 Juli 2022. Sementara menurut data yang ada di Kesyahbandaran PPSNZJ, KM Cahaya Budi Makmur berangkat tanggal 30 Juli 2022.
“Sesuai Surat Persetujuan Berlayar (SPB) KM Cahaya Budi Makmur dengan nomor : 1122 itu berangkat dari PPSNZJ tanggal 30 Juli dengan faktur BBM 7,8 Kilo Liter (KL). Kita sudah kontak dengan pelabuhan Syahbandar Sibolga, belum ada jawaban, mungkin lagi rapat mereka, tadi dirizek,” ujar Kepala Sayahbandar PPSNZJ Ari Rahman.
Lembaga Swadaya Masyarakat Monitoring Saber Pungli Indonesia (LSM MSPI) pun sepakat dengan keinginan Pangkalan PSDKP Jakarta untuk menyelusuri alasan keberadaan KM Cahaya Budi Makmur sampai di Pelabuhan Sibolga.
Baca Juga:
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono Tegaskan Peningkatan Pengawasan Laut dan Perikanan oleh PSDKP
“Kita mendorong Kepala Pangkalan PSDKP Jakarta untuk menelusurinya. Apakah karena emergency atau memang sengaja mecari BBM? Yang menjadi pertanyaan, apakah di PPSNZ Jakarta kurang stok BBM untuk nelayan?” tanya Direktur Hubungan Antar Kelembagaan LSM MSPI, Thomsom Gultom.
Menurutnya, terkait stok BBM di PPSNZJ atau Pelabuhan Perikanan Muara Baru dan Pelabuhan Perikanan Muara Angke Jakarta Utara ada 16 Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBB) Bunker sehingga dirasa sangat mencukupi kebutuhan nelayan di Pelabuhan Perikanan Muara Baru dan dan Pelabuhan Perikanan Muara Angke.
Bahkan, katanya, karena banyaknya SPBB itu, terjadi persaingat ketat dalam pemasaran, sehingga ada agen yang banting harga di bawah harga pasar guna menarik konsumen.
“Kita mencurigai BBM yang ada terdata di ke Syahbandaran PPSNZ Jakarta bahwa faktur pembelian BBM KM Cahaya Budi Makmur hanya 7,8 KL. Padahal, perjalanan kapal berbulan-bulan. Sesuai dengan pengalaman berlayar kapal-kapal collecting menghabiskan BBM minimal 20 KL. Jika KM Cahaya Budi Makmur berlayar sejak tanggal 30 Juli 2022 s/d tanggal 18 September 2022, berapakah BBM yang dihabiskan? Mungkin Kesyahbandaran dapat menjawab, karena ke Syahbandaranlah yang mengetahu berapa GT kapal tersebut,” ungkap Thomson.
Sebelumnya diberitakan Polairud Polres Sibolga, Polda Sumut menangkap dua Kapal Ikan, yang membawa ratusan Kilo Liter BBM yang tidak dilengkapi dokumen sah, Minggu subuh (18/9) dan diamankan di Dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga.
Yang satu, KM Cahaya Budi Makmur dan yang satu lagi tidak diekspos. Desebutkan 6 orang diamankan tetapi statusnya belum dijelaskan, apakah tersangka atau sebagai saksi.
“Penangkapan dua kapal ikan yang membawa BBM tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah itu belum dijelaskan oleh Polairud Polres Sibolga. Oleh karena itu kita mendorong penyidik supaya transparan dalam penyelidikan asal usul BBM yang ada pada KM Cahaya Budi Makmur,” pungkas Thomson. [stp]