WAHANANEWS.CO, Surabaya - Wacana kenaikan dana reses anggota DPR kembali menuai sorotan publik. Berdasarkan data yang beredar, setiap anggota DPR RI menerima sekitar Rp799 juta per masa reses.
Bila dikalikan dengan masa jabatan lima tahun, maka satu anggota DPR dapat menerima lebih dari Rp10,5 miliar hanya untuk dana reses, di luar gaji dan tunjangan lainnya. Totalnya, lebih dari Rp6 triliun dana publik digunakan hanya untuk kegiatan reses selama satu periode.
Baca Juga:
Dana Reses DPR Melejit Rp 702 Juta, Publik Disebut Kena Prank Massal
Padahal, dana reses seharusnya digunakan untuk menyerap aspirasi masyarakat, bukan untuk kegiatan seremonial atau biaya perjalanan pribadi. Ironisnya, hingga saat ini tidak ada mekanisme transparansi publik yang memungkinkan masyarakat memantau penggunaan dana tersebut. Laporan reses jarang dipublikasikan secara terbuka, dan hasilnya pun sulit diverifikasi.
Di era digital seperti sekarang, hal ini sungguh tidak masuk akal. Kecerdasan buatan (AI) telah memungkinkan analisis data dalam waktu nyata, pelaporan otomatis, dan deteksi penyimpangan anggaran dengan akurasi tinggi. Dengan teknologi ini, tidak ada alasan lagi untuk menutupi penggunaan dana publik.
Sistem Transparansi Dana Reses Berbasis AI
Baca Juga:
Dana Reses DPR Jadi Polemik, Dasco Pastikan Angka Rp 702 Juta Bukan Kenaikan Langsung
Sebagai kontribusi konkret, kami merancang Sistem Transparansi Dana Reses Berbasis AI, sebuah platform terbuka yang berfungsi seperti marketplace interaktif antara DPR dan rakyat. Tujuannya sederhana: membuka seluruh data dana reses untuk diawasi bersama rakyat.
Sistem ini memiliki beberapa fitur utama:
1. Dashboard Publik Berdasarkan Dapil: Masyarakat dapat memantau jumlah dana reses yang diterima oleh setiap anggota DPR di daerahnya dan kegiatan apa saja yang dilakukan.
2. AI Auto-Report Generator: Sistem otomatis membuat laporan dari bukti kegiatan (foto, video, dokumen), sehingga laporan tidak bisa lagi dimanipulasi atau diundur.
3. Public Feedback & Rating System: Rakyat dapat memberikan penilaian dan testimoni langsung terhadap kegiatan reses. Akun publik diverifikasi melalui NIK/KTP untuk mencegah akun palsu dan manipulasi opini.
4. AI Summary Nasional: Menyajikan rekapitulasi real-time seluruh aktivitas reses DPR se-Indonesia dalam format visual yang mudah dipahami publik.
5. Anomaly Detection AI: Sistem dapat mengenali indikasi penyimpangan, seperti kegiatan fiktif, peserta tidak sesuai, atau biaya tidak wajar. Setiap anomali diberi skor probabilitas dan disertai analisis penjelasan.
Semua proses berjalan secara otomatis dan transparan. Data tersimpan dalam basis terbuka (open data), sehingga bisa diuji dan dipantau oleh siapa pun.
Transparansi sebagai Tanggung Jawab Moral dan Demokrasi
Inovasi ini bukan sekadar gagasan teknologi, tetapi panggilan moral untuk memperkuat demokrasi. Transparansi adalah hak rakyat, bukan hadiah dari pemerintah. Dengan AI, rakyat bisa terlibat aktif dalam mengawasi setiap rupiah uang publik. Di sisi lain, anggota DPR juga dapat menunjukkan kinerja nyata dan membangun kembali kepercayaan publik yang selama ini menurun.
Kami percaya, AI tidak hanya bisa membantu efisiensi pemerintahan, tetapi juga membersihkan ruang abu-abu antara dana rakyat dan penggunaannya.
Kini saatnya DPR RI menunjukkan keberanian politik dengan membuka transparansi dana reses secara publik. Keterbukaan ini tidak akan mengurangi kehormatan lembaga legislatif - justru akan meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan rakyat terhadap wakilnya.
Kami, melalui sistem AI ini, siap membuka aksesnya secara gratis, tanpa motif politik dan tanpa biaya dari negara. Karena pada akhirnya, uang rakyat harus kembali untuk rakyat, dan di era kecerdasan buatan, tidak ada lagi ruang untuk ketertutupan.
[Redaktur: Robert Gultom]