Kata "konklaf" berasal dari bahasa Latin, "cum" (dengan) dan "clave" (gembok atau kunci).
Jadi konklaf berarti "digembok", para kardinal berada di ruang tertutup yang digembok, diputus-hubungan dengan dunia luar (tidak alat komunikasi sama sekali, juga media).
Baca Juga:
Misa Requiem di Gereja Trinitas, Romo Rey Ajak Umat Teruskan Jejak Paus Fransiskus Jadi Saksi Kasih Kristus
Mulai hari ini, mata dunia akan mengarahkan padangannya ke Vatikan untuk mengikuti persiapan dan pelaksanaan konklaf. Dunia menunggu dan ingin mengetahui siapa paus yang akan menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal tangal 21 April 2025 dan dimakamkan pada hari Sabtu (26/4) di Basilika St. Maria Maggiore.
Konklaf sangat menarik karena sifat kerahasiaannya. Tidak pernah ada yang tahu siapa yang akan terpilih sebagai paus. Karena tidak ada pencalonan dan yang dicalonkan sebagai paus. Selain itu, prosesnya sangat rahasia, terputus dengan dunia luar.
Sebelum konklaf dimulai, para kardinal elektor berjanji dan diambil sumpahnya untuk tidak menceritakan, membocorkan tentang apa dan bagaimana yang terjadi selama konklaf. Pelanggaran terhadap ketentuan itu adalah ekskomunikasi.
Baca Juga:
Kardinal Tagle Berpeluang Ukir Sejarah Sebagai Paus Asia Pertama
Masyarakat umum dan media hanya bisa mengira-ira dan mereka-reka. Media, memang, biasanya menyodorkan sejumlah nama unggulan--menurut versi media dan para pengamat--atau "papabilis", kardinal yang dipandang bisa jadi paus.
Sekarang pun demikian, sudah muncul sejumlah nama kardinal unggulan.
Misalnya, sekarang sudah beredar tak kurang dari 12 nama kardinal yang "diunggulkan".