Metrojakartanews.id | Kunjungan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) menurun setelah diterapkannya PPKM level 2 di DKI Jakarta.
Akibatnya, pengelola terpaksa menurunkan kapasitas penumpang.
"Betul sekali, memang PPKM level 2 sudah diterapkan di Ragunan dan DKI Jakarta. Ini memang berdampak pada tingkat kunjungan, karena memang pengunjung dibatasi, yang sebelumnya 50 persen sekarang menjadi 25 persen," ujar pejabat Humas Taman Margasatwa Ragunan Bambang Wahyudi, Sabtu (15/1/2022).
Baca Juga:
Besok Hari Terakhir PMI Buka Posko Kesehatan Gratis di Taman Margasatwa Ragunan
Imbas PPKM level 2, kata dia, pihaknya hanya menerima 15 ribu kunjungan. Hal ini turun drastis jika dibandingkan dengan PPKM level 1, yang bisa menampung 30 ribu pengunjung.
Kendati jumlah kunjungan dibatasi hanya 15 ribu, Bambang menyebutkan selama PPKM level 2 angka tersebut belum pernah tercapai. Berdasarkan catatan internal, kunjungan tertinggi terjadi pada pekan lalu, yang menembus 10 ribu orang.
"Tertinggi di level 2 ini di minggu kemarin, sekitar 10 ribu," ujarnya.
Baca Juga:
Heboh Video Monyet Ambil HP Pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan, Ini Kata Pengelola
Sementara itu, berdasarkan data sementara, kunjungan pukul 10.00 WIB hanya 3.389 orang. Bambang belum bisa memastikan apakah kunjungan hari ini akan meningkat dibandingkan pekan sebelumnya.
Di masa PPKM level 2 pula, TMR turut mengetatkan jam operasional. Petugas rutin mengingatkan pengunjung agar meninggalkan lokasi saat pukul 14.30 WIB.
"Jam operasional diperketat lagi, untuk jam pulangnya lebih on time ya. Kita imbau pengunjung untuk lebih on time dalam keluar dari area," jelasnya.
Untuk menjaga kenyamanan pengunjung, TMR menerapkan protokol kesehatan dan mengingatkan pengunjung agar menggunakan masker. Satgas setempat juga rutin mengecek area guna menertibkan pengunjung yang bandel.
"Nah, itu kami jalankan secara konsisten supaya kita atau pengunjung bisa nyaman dan aman berwisata di tempat wisata Ragunan ini," tutur Bambang.
Saat ini, jumlah satgas di Ragunan berkisar 50 orang. Pihaknya pun belum berencana menambah petugas meski kasus Omicron tengah bertambah.
"Untuk satgas yang menggunakan tanda khusus sekitar 50-an. Namun petugas-petugas yang lain, seperti sekuriti, kan banyak juga yang ikut mengingatkan dan seluruh petugas itu menjadi satgas di Ragunan untuk mengingatkan pengunjung tentang masker ini," jelasnya.
Bagi pengunjung yang melanggar prokes, kata Bambang, mereka akan dikenakan sanksi ringan hingga berat. Sanksi itu berupa teguran dan dikeluarkan langsung dari lingkup TMR.
Selanjutnya, pantauan di lokasi:
Kunjungan Nyaris Menurun
Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (15/1/2022), kunjungan di TMR mulai sepi. Suasana tidak terlalu ramai seperti saat status PPKM level 1 Jakarta diterapkan.
Meski demikian, masih ada pengunjung yang menggelar tikar untuk bersantai di area sekitar. Beberapa spot, seperti kandang burung, juga masih dipenuhi pengunjung.
Salah satu pengunjung, Edwin (31), menyebutkan datang ke TMR bersama keluarganya. Ia memilih TMR sebagai destinasi wisata karena hendak membawa anaknya berlibur.
Meski varian Omicron tengah mewabah, dia masih mau bepergian. Edwin mengaku sudah mendapat dosis vaksin lengkap dan menerapkan prokes yang ketat.
"Tentu khawatir, apalagi punya anak, ya. Tapi permasalahannya ya mau sampai kapan? Saya sudah divaksin, istri juga. Prinsipnya, kalau kita nggak berkerumun, bawa masker cadangan, prokes dijalankan, insyaallah aman. Apalagi ini kan saya perginya sama keluarga, tidak berbaur dengan orang lain. Kuncinya jangan terlalu sering berinteraksi dengan orang lain di tempat umum ya," turur Edwin, Sabtu (15/1/2022).
Pengunjung lainnya, Habiba (20), menuturkan mengunjungi TMR karena ajakan teman-temannya. Momen ini mereka manfaatkan karena sedang libur akhir pekan.
"Aku ke sini diajakin teman, ya. Karena mumpung weekend, lagi libur juga, jadi pada mau main ke sini," tuturnya.
Habiba mengaku sudah di TMR sejak pukul 10.00 WIB tadi. Dia pun cukup antusias saat mengetahui TMR sepi pengunjung.
Menurutnya, hal ini berdampak pada prokes di lokasi. Dengan pengunjung yang tidak terlalu ramai, masyarakat dapat lebih tertib dan aman karena tidak sering berinteraksi dengan orang lain.
"Tadi pas masuk agak kaget sih karena kok kayak sepi banget. Soalnya, kemarin-kemarin sempat liat story teman-teman sampai antre gitu," kata Habiba.
"Tapi bersyukur sih, karena kan kalau pengunjung nggak terlalu ramai tuh kitanya juga bisa safety. Karena kalau mau ke musala juga nggak penuh, terus ke wahana juga nggak begitu antre. Jadi mengurangi penyebaran virus juga istilahnya karena nggak ada interaksi dan kerumunan di lokasi," pungkasnya. [jat]