METROJAKARTANEWS.ID, Jakarta | Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pemuda Batak Bersatu (PBB) Jakarta Pusat memberikan bantuan kebutuhan pokok bagi para korban kebakaran Kebon Kosong, Kemayoran.
Bantuan berupa beras, mie instan, kopi dan sabun diserahkan oleh Ketua DPC PBB Jakarta Pusat, Sulungan Rajagukguk kepada Ketua RT. 02 / RW.05, Andri, Jumat (13/12/2024).
Baca Juga:
Sukses Rayakan Natal Perdana, PBB Jakarta Pusat Diminta Kolaborasi Membangun
Sulungan mengungkapkan, bantuan diberikan sebagai bentuk kepedulian PBB terhadap sesama. Dan seluruhnya digalang dari seluruh anggota dan pengurus DPC PBB Jakarta Pusat.
Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Alfalast (baju putih) ikut berterimakasih kepada pengurus DPC PBB Jakarta Pusat yang turut membantu korban kebakaran.
"Bantuan yang kita himpun ini tidak seberapa, namun diharapkan dapat sedikit membantu berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh para korban," imbuhnya.
Baca Juga:
Natal Perdana Pemuda Batak Bersatu Jakpus Sukses Digelar, Pemkot Jakarta Pusat Dorong Sinergitas
Dirinya berharap agar pihak keluarga korban kebakaran selalu tabah dan dapat mengambil hikmah dari bencana yang menimpanya.
"Semoga bencana ini ada hikmahnya dan kita saling mendoakan agar kita semua senantiasa diberikan perlindungan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa," pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Andri menyampaikan sangat berterimakasih kepada semua pihak yang membatu, khususnya kepada DPC PBB Jakarta Pusat.
"Bantuan ini sangat bermanfaat bagi warga kami yang terkena dampak kebakaran. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya" tuturnya.
Lurah Kebon Kosong, Alfalast Susetyo juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada DPC PBB Jakarta Pusat atas bantuannya kepada korban kebakaran RT. 02 - 09 / RW. 05.
"Semoga bantuan yang diberikan menjadi berkah, dilipatgandankan balasannya oleh Allah SWT," ujar lurah.
Ia berharap, sesuai nama organisasinya, PBB selalu kompak dan mampu mempersatukan Indonesia yang berbeda-beda suku bangsa.
Diinformasikan, 200 rumah warga ludes akibat kebakaran yang terjadi pada siang, Selasa (10/12/2024). 600 kepala keluarga (KK) dan 1800 jiwa pun harus mengungsi.
[Editor : Sahala Pangaribuan]