Metrojakartanews.id - Jakarta | Kepala Suku Dinas (Kasudin) Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Adm Jakarta Pusat Dedi Arif Darsono diduga belum turun gunung kroscek proyek saluran uditch di Jl. Gardu Asem, Kemayoran.
Padahal, sudah banyak desakan dari sejumlah kalangan, termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) agar Dedi tidak hanya menerima laporan asal bapak senang. Harus turun gunung.
Baca Juga:
Wow, Anggaran Rehab Gedung SKKT Kel. Duren Sawit Rp 13,4 Juta/M2
"Kasudin sebaiknya segera turun gunung kroscek proyek siluman di Jl. Gardu Asem Kemayoran," ujar pegiat anti korupsi dari Non Government Organization Jaring Pelaksana Antisipasi Keamanan (NGO Jalak), Kampanye S, saat ditemui di lingkungan Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).
Kampanye mengatakan bahwa kasudin harus menyikapi dengan bijak informasi dan masukan dari masyarakat.
Dia juga menegaskan bahwa pekerjaan yang tidak memasang papan proyek dapat dikategorikan siluman.
Baca Juga:
Dugaan Malpraktek BPPBJ, Lelang Rehab Berat PSDB Budi Bakti 1 Cengkareng Didesak Dibatalkan
Proyek saluran di Jl. Gardu Asem menjadi sorotan dan disebut sebagai proyek siluman tidak terlihat papan proyek yang memuat informasi nama perusahaan, nilai anggaran, waktu pelaksanaan pekerjaan, dan lainnya.
Informasi dari sejumlah masyarakat sekitar, proyek Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman Kota Adm. Jakarta Pusat.
Proyek sempat ditolak warga sekitar sehingga dialihkan ke perbaikan saluran Jalan Raya Gardu Asem.
Penolakan diduga karena kurangnya sosialisasi dari Pemkot Jakpus, ditambah tertutupnya informasi dari pemborong kepada masyarakat.
Temuan awak media di lokasi, pemasangan Uditch pada proyek saluran Jl. Gardu Asem diduga tidak sesuai spesifikasi. Dipasang asal jadi tanpa menguras genangan air di bekas galiran terlebih dahulu.
Ironis, proyek siluman marak ditemukan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat. Dan, diduga dipelihara oknum pejabat tertentu sehingga luput dari pengawasan konsultan pengawas yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
Pengamatan awak media, sebagian uditch juga diduga produksi rumahan, tidak standar SNI. Perusahaan pelaksana juga tidak menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karena terlihat para pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD).
Ketika akan dikonfirmasi, penanggung jawab proyek tidak pernah ditemukan awak media di lokasi pekerjaan.
Selain proyek saluran Jl. Gardu Asem Kemayoran, sejumlah proyek lain mulai disoroti. Seperti di Kramat Senen, Menteng, dan lainnya.
Dikabarkan, ada serah terima pekerjaan tanpa diteliti terlebih dahulu oleh Dedi. Padahal, diduga kuat bahwa proyek dikerjakan tidak sesuai spesifikasi.
Kampanye mengaku sudah melayangkan surat laporan ke wali kota, kasudin perumahan rakyat dan kawasan permukinan, serta ke Inspektur Pembantu Kota Jakpus.
"Kami mendesak Kasudin Dedi Arif Darsono segera turun gunung, tidak hanya duduk di kursi empuk terima laporan dari bawahan. Lakukan adminstrasi berjalan," tegas Kampanye.
Hal ini, jelasnya, wajib dilakuan untuk mencegah kerugian keuangan yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Beberapa kali dicoba konfirmasi wartawan ke kantornya, Dedi sedang tidak berada di kantor. Ditanya lewat whatsapp juga, masih belum menjawab.
[Editor : Sahala Pangaribuan]