MetroJakartaNews.id | PT PLN (Persero) terus menambah pengoperasian pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) di Sumatera Barat, dengan mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMh) Batanghari.
Langkah ini guna mendukung upaya pemerintah mencapai target carbon neutral pada tahun 2060.
Baca Juga:
Bendungan Lolak di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulut, Belum Dibuka Wisata
General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat, Toni Wahyu Wibowo mengatakan saat ini hampir 52 persen listrik yang dikonsumsi masyarakat wilayah Sumatera Barat berasal dari energi baru terbarukan EBT.
Adapun pembangkit berbasis EBT tersebut terdiri dari tiga pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan total kapasitas 252,91 MW, 1 unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), 2 unit pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dan belasan PLTM.
"Pembangkit-pembangkit EBT ini memasok suplai listrik ke mayoritas pelanggan PLN UIW Sumbar dan terhubung pula dalam jaringan interkoneksi Sumatera," papar Toni.
Baca Juga:
2024 Pemprov Kalbar Targetkan Seluruh Desa Teraliri Listrik
Pembangunan PLTMh Batanghari di daerah Dharmasraya, tepatnya di Sungai Batanghari ini telah dimulai sejak 10 Juni 2022 oleh PT Brantas Total Energi.
"Pada 11 Juni 2021, PT Brantas lakukan penandatanganan perjanjian dengan PLN. Akhirnya setelah satu tahun lamanya, tepatnya pada 10 Juni 2022 lalu, PT ini telah lengkapi prasyarat untuk dapat memulai konstruksi,’’ kata Toni.
Kesepakatan terpenuhinya prasyarat tersebut dinyatakan dengan Penandatanganan Sertifikat Tanggal Pembiayaan, antara PT Brantas Total Energi dengan PLN UIW Sumbar, pada Jumat (15/07) lalu.