Metrojakartanews.id | Kasus penularan Covid-19 di Jakarta semakin gawat. Jumlah kasus aktif Covid-19 varian baru omicron terus bertambah dari waktu ke waktu.
Makin banyak warga ibu kota yang dikirim ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran untuk menjalani isolasi.
Baca Juga:
Kerap Disangka Flu Ringan, Ini Tanda-tanda Omicron BA.4-BA.5
Sementara itu, pembelajaran tatap muka 100 persen terus dijalankan meski sudah banyak siswa dan pelajar yang terpapar Covid-19
Kasus Omicron Tembus 1.000 Jumlah kasus Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta hingga Kamis (20/1/2022) sudah mencapai 1.027 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, dari 1.027 orang yang terinfeksi, sebanyak 747 orang adalah pelaku perjalanan luar negeri dan 280 dari transmisi lokal.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Minta Waspadai Kasus Omicron B1.4 dan BA.5 di Indonesia
"Mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai penularan virus varian Omicron yang kini juga meningkat di Jakarta," kata Dwi melalui keterangan tertulis, Jumat kemarin.
Sementara kasus baru positif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR pada Jumat kemarin bertambah 1.155. Penambahan kasus baru itu tidak sebanding dengan jumlah pasien yang sembuh.
Akibatnya, jumlah kasus aktif di Jakarta naik sebesar 718 kasus, yang membuat total kasus aktif Covid-19 di Jakarta menembus angka 5.642 kasus.
Positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 4,4 persen, artinya sudah mendekati batas aman Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Pasien Wisma Atlet Melonjak Jumlah pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, juga terus mengalami kenaikan seiring makin gawatnya situasi pandemi di ibu kota.
Per Jumat kemarin, jumlah pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di Wisma Atlet mencapai 2.687 orang, bertambah 51 pasien dibandingkan hari sebelumnya.
Angka tersebut melonjak drastis dibandingkan jumlah pasien pada Desember lalu yang hanya berjumlah 112 orang.
Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Koloner dr Mintoro Sumego mengatakan, sebagian besar pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Mereka dinyatakan positif Covid-19 saat menjalani karantina setibanya di Indonesia. "83 persen diantaranya adalah PPLN," kata Mintoro.
Guna mengantisipasi lonjakan kasus, pengelola RS Wisma Atlet sudah menyiapkan penambahan satu tower sebagai tambahan ruang isolasi, sehingga total ada 4 tower yang bisa digunakan merawat pasien.
Wisma Atlet juga sudah mengajukan penambahan tenaga kesehatan kepada Kementerian Kesehatan RI. Saat ini jumlah tenaga kesehatan dan non kesehatan di RS Wisma Atlet adalah 1.698 orang.
"Kita sudah minta lagi ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Jadi ketika sudah 3.000 pasien nakesnya sudah tersedia," ujar Mintoro.
Banyak Kluster Sekolah, tapi PTM 100 Persen Jalan Terus Di tengah makin gawatnya pandemi di ibu kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap memberlakukan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan 100 persen siswa. Padahal, sudah banyak siswa dan pengajar yang terpapar Covid-19.
Hingga Selasa (18/1/2022), jumlah sekolah yang ditutup sementara karena ada temuan kasus positif bertambah menjadi 43 sekolah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan, dari 43 sekolah itu, ada 67 peserta didik, 3 tenaga kependidikan, dan 2 pendidik yang terpapar Covid-19.Sehingga total ada 72 orang yang terpapar virus korona jenis baru penyebab Covi-19 dari 43 sekolah itu.
Sesuai regulasi, apabila ada temuan kasus positif di sekolah, sekolah tersebut ditutup sementara. Dari 43 sekolah itu, yang sudah selesai masa penutupan sementara sebanyak 28 sekolah. Sisanya, 15 sekolah masih ditutup.
Riza juga menegaskan, di tiap sekolah rata-rata hanya ditemukan 1-2 kasus Covid-19. Rendahnya angka kasus Covid-19 di setiap sekolah, kata Riza, menandakan kasus bukan ditularkan dari proses belajar tatap muka.
"Itu artinya penularan tidak terjadi di sekolah, (terjadi) di rumah atau di perjalanan," ucap dia.
Sejauh ini belum ada evaluasi bahwa PTM 100 persen akan dihentikan. Pemprov DKI baru akan menghentikan PTM 100 persen jika status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) naik ke level 3.
Prediksi Gelombang Ketiga Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono sebelumnya mengatakan bahwa Jakarta berpotensi menghadapi gelombang ketiga Covid-19, apalagi dengan kasus penularan virus corona varian Omicron di tengah masyarakat.
Epidemiolog yang akrab disapa Miko tersebut menyampaikan bahwa dengan melihat lonjakan kasus yang terjadi saat ini, bukan tidak mungkin gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi di awal tahun 2022.
Keberadaan Omicron, katanya, mempercepat kemungkinan timbulnya gelombang ketiga tersebut.
"Tanpa Omicron pun ada (potensi gelombang ketiga), apalagi dengan Omicron," tutur Miko, Senin (10/1/2022) lalu.
Miko memprediksi, dalam waktu dekat kemungkinan akan terdapat 5.000 kasus harian di Indonesia saat gelombang ketiga Covid-19 terjadi.
Dari angka tersebut, DKI Jakarta bisa menyumbang sepertiga, atau sekitar 1.500-2.000 kasus per hari.
Ia menyebut prediksi ini dapat menjadi kenyataan apabila pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak mengambil langkah tegas untuk menekan penularan virus corona. [jat]