Kedua, melakukan optimalisasi transformasi digital. Kemendag mempunyai target di tahun 2022 ini setidaknya 1000 pasar rakyat dan 1 juta pedagang/UMKM dapat terdigitalisasi.
Percepatan transformasi digital di daerah juga sangat penting untuk mendorong perluasan pasar produk lokal daerah dan mengefisiensikan rantai pasok.
Baca Juga:
Tuna dan Produk Perikanan Indonesia Lainnya Catat Potensi Transaksi Rp220 Miliar di Barcelona
“Setiap kota penting mempunyai pusat informasi keunggulan di daerahnya. Sehingga konsumen di Indonesia bahkan di dunia dapat mengeahui untuk memperpendek rantai distribusi,” imbuh Zulhas.
Ketiga, meningkatkan kolaborasi pengawasan. Upaya perlindungan konsumen dapat dilakukan dengan meningkatkan pengawasan barang dan jasa serta mendorong pelaku usaha untuk jujur dan bertanggung jawab.
Keempat, meningkatkan ekspor daerah. Saatnya Indonesia go internasional. Untuk itu, Kementerian Perdagangan menyediakan fasilitasnya dengan mempersiapkan ‘jalan tol’ melalui perjanjian dagang internasional. Salah satunya dengan Uni Emirat Arab.
Baca Juga:
Masih Harus Diperkuat, Wamendag Roro Dorong Peningkatan Pemanfaatan Indonesia-Korea CEPA
“UEA merupakan hub baru untuk menembus pasar Afrika, TImur Tengah, Eropa Timur, Asia Tengah, bahkan sampai Amerika Latin. Melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) kita bisa ekspor produk Indonesia tanpa pajak. Untuk itu, perlu visi pemerintah pusat, daerah, dan pengusuha untuk bersama menyerbu pasar internasional,” jelas Mendag.
Mendag mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II-2022 tumbuh 5,44 persen secara tahunan. Kinerja perdagangan juga tumbuh 4,42 persen secara tahunan.
Dari sisi ekspor, surplus neraca perdagangan pada Semester I juga mencapai USD 24,89 miliar atau tertinggi sepanjang sejarah, melebihi 2007 sebesar USD 20,15 Miliar. Ekspor non migas juga tumbuh 37,33 persen pada periode tersebut.