Selanjutnya ia menekankan PLN terus mempercepat pembangunan beragam infrastruktur kelistrikan khususnya yang berbasis energi baru terbarukan (EBT) untuk menyukseskan KTT G20. Hingga akhir Agustus 2022, persiapan pengamanan kelistrikan untuk KTT G20 telah mencapai 93,61 persen.
"Kami juga berkomitmen menghadirkan listrik yang lebih ramah lingkungan agar masyarakat Bali dan juga dunia dapat menyaksikan secara langsung transisi energi Indonesia menuju era energi hijau," tutur Darmawan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Darmawan menjelaskan, sebagai wujud komitmen transisi energi, PLN memasok kebutuhan listrik KTT G20 dengan sumber energi bersih melalui pemasangan photovoltaic pada 35 atap gedung milik PLN dengan total kapasitas 869,75 kilowattpeak (kWp). Saat ini progress pembangunannya telah mencapai 100 persen dan siap digunakan.
Kemudian proyek PLTS Hybrid Nusa Penida dengan kapasitas 3,5 MWp + BESS 1,84 MWh di Desa Suana Nusa Penida. Pembangunan PLTS yang dibangun di atas lahan 4,5 hektare ini telah mencapai 78,84 persen. PLN juga membangun PLTS Apung di kawasan Waduk Muara Pemangon dengan kapasitas 1,28 MWp.
"PLTS Apung ini kami targetkan bisa beroperasi pada Oktober 2022 sehingga suplai listrik di Bali bakal makin ramah lingkungan," ujarnya.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Untuk memperkuat pasokan listrik, PLN merelokasi pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dari Grati, Jawa Timur ke Denpasar Bali. PLTG ini nantinya akan memasok listrik sebesar 2 x 100 megawatt (MW) ke dalam subsistem Bali.
Proses relokasi dilakukan sejak Februari 2022 lalu. Hingga Agustus 2022, proses relokasi PLTG sudah mencapai 83,05 persen, dan ditargetkan rampung 100 persen pada 31 Oktober 2022 mendatang.
"Kami juga melakukan relokasi pembangkit untuk balancing pasokan dengan demand. Dulu kami perkirakan demand listrik di Bali sebelum Covid-19 sekitar 950 MW di Bali, sekarang 780 MW. Kami perkirakan saat G20 mencapai 980 MW. Dengan relokasi pembangkit tambah kemampuan pasokan 200 MW jadi total 1.300-1.400 MW," jelasnya.