Di depan rumahnya dibangun pembangkit listrik yang digerakkan turbin air untuk bengkel dan penerangan di rumahnya.
Kedua perwira abituren Akademi Militer 1991 itu menggali pengalaman dan pengetahuan Sudirman, dan memutuskan untuk membuat PLTA mikro untuk pemukim di Kawerewere dan Manggalapi.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Kemudian direncanakanlah membuat dua unit PLTA mikro di Kawerewere. Bila di Manggalapi, 57 rumah dan 20 lampu jalan tenaga surya terpasang di dusun di wilayah Desa Rejeki, maka pembangkit listrik tenaga air mikro jadi pilihan untuk Dusun Kawerewere.
Perencanaan dan pembiayaannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Korem 132/Tadulako dan program ini pun segera dimulai, dimasukkan dalam program serbuan teritorial (serter) yang menjadi program rutin di lingkungan TNI AD.
Program dinamai Lipu Sintuwu Maroso. Lipu berarti kampung atau wilayah, dan Sintuwu Maroso adalah slogan dalam Bahasa Bare'e Poso yang secara harafiah bermakna "dengan bersatu kita menjadi kuat."
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Realisasi dari perencanaan program kemudian dilanjutkan dan diselesaikan oleh Danrem penggantinya, Brigjen TNI Toto Nurwanto, yang mengerahkan semua daya untuk menyelesaikan proyek kemanusiaan tersebut.
Berkat kerja keras anggota Korem dan dibantu masyarakat, selesailah pembuatan mesin listrik tersebut.
"Sejak masih menjabat Danrem 132/Tadulako, Farid, sampai berpindah tugas menjadi Wakil Inspektur Jenderal TNI, di Jakarta, proyek PLTA mikro itu dikerjakan oleh Danrem penggantinya sampai bisa dinikmati masyarakat," imbuh Dedan.