Metrojakartanews.id | "Selamat malam Pak. Mohon maaf mengganggu. Saya Kepala Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi dan seluruh warga Desa Rejeki baik yang berada di Dusun Kawerewere dan Dusun Manggalapi, mengucapkan selamat dan sukses kepada bapak Mayjen atas jabatan baru sebagai Pangdam V/Brawijaya. Dan juga kami seluruh masyarakat Desa Rejeki mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak atas program unggulan Korem 132/Tadulako yang sudah terlaksana dengan baik di desa kami, sehingga warga di desa kami sudah menikmati listrik tenaga air. Sekali lagi terima kasih banyak Pak. Hormat saya Kades Rejeki," isi pesan Whatsapp dari Dedan Lampekui, Kepala Desa Rejeki, Kecamatan Palolo kepada Mayjen TNI Farid Makruf, MA.
Dedan punya cerita sendiri soal Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mikro yang saat ini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Dusun Manggalapi, Desa Rejeki, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulteng.
Baca Juga:
Hadir Pada General Annual Meeting di Dakar Senegal Tahun 2014, Awal Bergabungnya ALPERKLINAS Ke FISUEL International
Kisahnya, pada Oktober dan November 2021, saat Operasi Madago Raya, Farid, saat itu menjabat sebagai Danrem 132/Tadulako, sampai ke Dusun Kawerewere dalam rangkaian operasi memburu sisa-sisa kelompok Mujahiddin Indonesia Timur.
Farid yang ditemani Kepala Operasi Badan Intelijen Daerah Sulteng, Kolonel Kav Abdul Rahman, sedang berbincang dengan kepala dusun dan sejumlah warga.
Saat itu warga mengeluhkan tidak adanya aliran listrik di dusun mereka. Situasi inilah yang sering dimanfaatkan oleh para DPO teroris untuk bersembunyi dan melintas disana.
Baca Juga:
Dukung Sektor Pariwisata, PLN Distribusi Jakarta Listriki Hotel Travello
Di jajaran kampung di pedalaman itu sebanyak 54 KK menetap di Dusun 2 Manggalapi, 62 KK di Dusun 1 dan 48 KK di Dusun 3 Kawerewere.
Warga sangat berharap adanya penerangan listrik terutama di malam hari. Bila malam tiba warga hanya berdiam di rumah. Tak ada televisi sebagai hiburan. Anak-anak sekolah sulit belajar karena tidak ada penerangan.
Mendengar keluhan warga, Farid merasa prihatin. Singkatnya, Farid diperkenalkan oleh Kolonel Kav Abdul Rahman dengan warga setempat bernama Sudirman, seorang insinyur yang mempunyai bengkel motor dan paham teknik mesin, pembuatan senjata, metalurgi dan mesin Listrik.
Di depan rumahnya dibangun pembangkit listrik yang digerakkan turbin air untuk bengkel dan penerangan di rumahnya.
Kedua perwira abituren Akademi Militer 1991 itu menggali pengalaman dan pengetahuan Sudirman, dan memutuskan untuk membuat PLTA mikro untuk pemukim di Kawerewere dan Manggalapi.
Kemudian direncanakanlah membuat dua unit PLTA mikro di Kawerewere. Bila di Manggalapi, 57 rumah dan 20 lampu jalan tenaga surya terpasang di dusun di wilayah Desa Rejeki, maka pembangkit listrik tenaga air mikro jadi pilihan untuk Dusun Kawerewere.
Perencanaan dan pembiayaannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Korem 132/Tadulako dan program ini pun segera dimulai, dimasukkan dalam program serbuan teritorial (serter) yang menjadi program rutin di lingkungan TNI AD.
Program dinamai Lipu Sintuwu Maroso. Lipu berarti kampung atau wilayah, dan Sintuwu Maroso adalah slogan dalam Bahasa Bare'e Poso yang secara harafiah bermakna "dengan bersatu kita menjadi kuat."
Realisasi dari perencanaan program kemudian dilanjutkan dan diselesaikan oleh Danrem penggantinya, Brigjen TNI Toto Nurwanto, yang mengerahkan semua daya untuk menyelesaikan proyek kemanusiaan tersebut.
Berkat kerja keras anggota Korem dan dibantu masyarakat, selesailah pembuatan mesin listrik tersebut.
"Sejak masih menjabat Danrem 132/Tadulako, Farid, sampai berpindah tugas menjadi Wakil Inspektur Jenderal TNI, di Jakarta, proyek PLTA mikro itu dikerjakan oleh Danrem penggantinya sampai bisa dinikmati masyarakat," imbuh Dedan.
Mewakili masyarakat yang kini sudah tidak lagi gelap gulita di malam hari, Dedan kemudian mengirimkan pesan via Whatsapp kepada Farid yang kini mendapat amanah menjadi Panglima Kodam V/Brawijaya.
Untuk diketahui, Desa Rejeki memiliki 8 RT dan 3 dusun dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 415. Saat ini, dua unit PLTA mikro itu mampu melayani 110 keluarga.
Kehadiran PLTA ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat. Malam tak lagi gelap gulita. Dan sudah ada warga Dusun Manggalapi yang berencana membeli televisi untuk hiburan sehari-hari. [stp]