Wamendag merinci berbagai peluang dan tantangan yang dapat dimanfaatkan untuk membangun bisnis.
Pertama, penduduk dunia pada 2045 akan didominasi kelas pendapatan menengah (middle income class) yang diproyeksi sebanyak 8,1 miliar jiwa. Kelompok inilah yang berdaya beli cukup kuat sehingga menjadi segmen pasar yang potensial.
Baca Juga:
Kolaborasi Kemendag, Disdag Sumsel, YLKI Edukasi Hak Konsumen Bagi Usaha
Kedua, kecerdasan artifisial (artificial intelligent/AI) dan biotech akan menjadi faktor kunci masa depan. Penguasa teknologi akan menjadi terdepan karena penggunaan AI dan biotech terbukti dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Ketiga, perdagangan internasional diperkirakan akan meningkat 3,4 persen. Hal itu berarti peluang perdagangan antarnegara tetap tumbuh.
Keempat, 66 ersen warga dunia diperkirakan melakukan mobilisasi atau perpindahan dari satu kota atau negara ke kota atau negara lainnya sehingga potensi bisnis perjalanan akan sangat besar.
Baca Juga:
Kemendag Bakal Genjot Ekspor ke Amerika Selatan
“Isu perubahan iklim juga dapat dieksplorasi. Dunia sedang mencari produk yang ramah lingkungan dan aman untuk konsumen. Sebagai contoh, selain permintaan akan produk-produk organik maupun produk ramah lingkungan. Saat ini, juga tengah berkembang isu perdagangan karbon yang dapat menjadi tantangan sekaligus peluang,” tambah Wamendag.
Wamendag juga memaparkan berbagai dukungan Kementerian Perdagangan bagi UMKM. Pertama, Kemendag berkomitmen meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dengan menggelar bimbingan teknis pengembangan produk dan bimbingan teknis kewirausahaan.
Kedua, menyediakan sarana dan iklim berusaha dengan perbaikan dan digitalisasi warung. Ketiga, memperluas akses pemasaran, seperti menjalin kemitraan dengan lokapasar daring (online marketplace), ritel modern, dan perhotelan; menggelar pameran produk UMKM; dan menghelat UKM Pangan Award.