Raker BSN ini juga membahas beberapa hal. Pertama, peningkatan kapasitas pengelola bank sampah yang berupa pelatihan dan pendampingan bagi pengelola bank sampah di tingkat daerah untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah.
Kedua, pengembangan teknologi daur ulang dengan mendorong inovasi dalam teknologi daur ulang sampah, khususnya untuk sampah plastik dan organik agar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Baca Juga:
Sampah di Gerbong Kereta, Cermin Buram Pengelolaan Limbah di Indonesia
Ketiga, kemitraan dengan stakeholde untuk memperkuat kolaborasi dengan pemerintah, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mendukung program Bank Sampah Nusantara.
Keempat, edukasi dan sosialisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kampanye edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah dan manfaat ekonomi dari bank sampah.
Rustam Puha sebagai perwakilan dari BSN mengatakan bahwa pihaknya fokus pada program yang bersentuhan langsung dengan jamâiyah NU dan masyarakat luas.
Baca Juga:
Hari Peduli Sampah Nasional 2025: Kolaborasi Menuju Indonesia Bebas Sampah
"BSN sebagai unit kerja mempresentasikan role program yang berhubungan lansung dengan masyarakat, khusunya jam'iyah NU dan umumnya kepada masyatakat indonesia," ungkapnya.
Raker BSN LPBI PBNU ini menghasilkan beberapa program kerja yaitu BSN Go to School (madrasah dan pesantren), Desa Peduli Sampah, Pengelolaan Sampah Terpadu, serta Kampanye dan Edukasi Sampah.
Raker ini juga menyusun rencana tindakan untuk tahun depan yang mencakup sasaran pengurangan limbah plastik serta pengembangan cabang BSN di seluruh Indonesia.