MetroJakartaNews.id | Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kiprah tokoh pengusaha nasional sekaligus tokoh bangsa dan Mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang sejak tahun 2003 konsisten menginisiasi penyelenggaraan Penghargaan Achmad Bakrie.
Penghargaan diberikan kepada para tokoh yang dinilai berjasa di bidang pemikiran kesusastraan, sosial-budaya, sains, dan lain sebagainya.
Baca Juga:
MPR RI Bakal Kaji Ulang Pasal TAP MPR Terkait Soeharto dan Gus Dur
Bukan hal yang mustahil jika kelak Penghargaan Achmad Bakrie dari Indonesia bisa menyerupai Hadiah Nobel (Nobel Prize) yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Swedia.
Sempat tertunda pada tahun 2020 hingga tahun 2021 karena pandemi Covid-19, pada tahun 2022 ini Penghargaan Achmad Bakrie kembali diselenggarakan, sebagai bagian memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia sekaligus HUT ke-80 Kelompok Usaha Bakrie.
"Selamat kepada para penerima penghargaan, antara lain Nirwan Dewanto kategori Sastra, Mochtar Mas'oed kategori Pemikir Sosial, Erlina Burhan dan Tonang Dwi Ardyanto kategori Kedokteran, R. William Liddle kategori Ilmuwan Internasional Berjasa Untuk Indonesia, serta Tim Peneliti Arkeologi Lukisan Gua Purba Indonesia kategori Sains yang terdiri dari Adhi Agus, Pindi Setiawan, Basran Burhan, Budianto Hakim, dan Rustan LP. Santari. Mereka telah membuat bangga Indonesia dengan berbagai karya dan pemikiran yang dihasilkan," ujar Bamsoet usai menghadiri serta memberikan penghargaan dalam Malam Penganugerahan Penghargaan Achmad Bakrie XVIII 2022, di Jakarta, Minggu malam (14/8).
Baca Juga:
Bamsoet: Kabinet Zaken Jadi Solusi Hadapi Krisis Ekonomi Global
Turut hadir antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menpora Zainudin Amali, Menparekraf Sandiaga Uno, Menteri BUMN Erick Thohir, serta tokoh nasional Aburizal Bakrie dan Akbar Tanjung.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Nirwan Dewanto merupakan penyair, kritikus seni, sekaligus esais. Nirwan menerima penghargaan atas aneka karya yang secara sadar membebaskan diri dari batasan sejarah sastra nasional, dan mengolah khazanah Indonesia dengan cara yang peka pada perkembangan sastra dunia.
"Sementara Mochtar Mas'oed merupakan seorang ilmuwan politik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Beliau menerima penghargaan untuk kepeloporan pendekatan analisis struktural non-Marxis atas kenyataan ekonomi-politik di Indonesia dan dunia internasional yang memperkaya khazanah pemikiran akademik tanah air," jelas Bamsoet.