Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di tanah air juga didukung oleh tingginya tingkat penetrasi internet di tanah air.
Tercatat, pada tahun 2012 pengguna internet di Indonesia baru mencapai 39,6 juta jiwa. Kini setelah satu dasawarsa berlalu, tingkat penetrasi internet melonjak hingga menyentuh angka 205 juta user atau 73,7 persen dari total populasi pada awal Januari 2022.
Baca Juga:
Terima Ketum dan Pengurus PWI Pusat, Ketua MPR Dorong Peningkatan Kompetensi dan Profesionalitas Wartawan
"Ke depan, proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia begitu menjanjikan, bahkan digadang gadang akan menjadi kunci pertumbuhan ekonomi pasca pandemi. Dengan nilai ekonomi mencapai 70 miliar US dollar, ekonomi digital Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara. Bahkan Google dalam laporan East Ventures Digital Competitiveness Index 2021 juga memproyeksikan bahwa pada tahun 2025 mendatang, kontribusi ekonomi digital pada perekonomian Indonesia akan mencapai 124 miliar US dollar," urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI ini menambahkan, berbagai catatan mengenai pesatnya tumbuh kembang ekonomi digital di Indonesia, adalah realita yang harus disikapi dengan bijaksana. Karena setiap fenomena ekonomi akan selalu melahirkan dua sisi paradigma. Misalnya, ekonomi digital menghadirkan otomasi dan efisiensi, namun sebagai konsekuensinya, juga memangkas kebutuhan tenaga kerja konvensional. Jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat. Banyak jenis pekerjaan yang hilang, tetapi di sisi lain, makin banyak pula jenis pekerjaan baru yang bermunculan.
"Namun yang pasti, ekonomi digital memberikan banyak peluang dan potensi. Fenomena inilah yang harus dapat dioptimalkan oleh para pengusaha muda tanah air, dengan mengedepankan dua kata kunci, yaitu adaptasi dan inovasi. Adaptasi menjadi penting karena begitu banyak parameter baru yang meniscayakan adanya langkah-langkah penyesuaian. Inovasi juga diperlukan agar mampu membangun terobosan-terobosan yang tidak sekedar mampu memberikan nilai tambah, tetapi juga mengubah ketidakmungkinan menjadi peluang," pungkas Bamsoet. [stp]