MetroJakarta.WAHANANEWS.CO - Keputusan Presiden untuk memasukkan proyek tanggul laut raksasa atau Giant Seawall (GSW) ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) mendapat apresiasi dari MARTABAT Prabowo-Gibran.
Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menilai langkah ini sebagai keputusan strategis untuk melindungi aglomerasi Jabodetabekjur dari ancaman banjir dan dampak perubahan iklim.
Baca Juga:
Berikut 9 Pokok Materi Muatan dalam Perpres Pemenuhan Hak Penghayat Kepercayaan
“Kami sangat mengapresiasi keputusan Presiden yang menjadikan Giant Seawall sebagai PSN. Ini adalah langkah maju dalam mitigasi banjir jangka panjang yang selama ini menjadi momok bagi masyarakat di wilayah pesisir, terutama Jakarta yang sudah berada di bawah permukaan laut,” ujar Tohom Purba, Jumat (14/3/2025).
Tohom menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi investasi infrastruktur penting untuk masa depan.
Dengan adanya tanggul laut raksasa, risiko banjir rob dan dampak penurunan tanah di Jakarta dapat dikurangi secara signifikan.
Baca Juga:
Prabowo Godok Perpres Penghayat Kepercayaan dan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
“Jika kita ingin Jakarta tetap menjadi pusat ekonomi nasional, maka proteksi terhadap banjir harus dilakukan secara komprehensif. Giant Seawall adalah solusi yang paling masuk akal, apalagi dengan kondisi penurunan tanah yang terus terjadi,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya keberlanjutan proyek ini dengan melibatkan kajian lingkungan dan tata ruang yang matang.
“Proyek ini harus benar-benar memperhitungkan aspek lingkungan dan sosial. Jangan sampai hanya fokus pada konstruksi, tetapi melupakan dampak jangka panjangnya terhadap ekosistem pesisir dan masyarakat nelayan,” tambahnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch mengatakan bahwa Jakarta dan wilayah aglomerasi Jabodetabekjur sudah memasuki fase kritis dalam pengelolaan air dan tata ruang perkotaan.
Ia meyakini bahwa proyek tanggul laut raksasa ini akan menjadi fondasi utama dalam upaya menciptakan kota yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.
“Banjir Jakarta tidak bisa lagi ditangani dengan solusi tambal sulam. Kita harus memikirkan pembangunan terintegrasi yang bisa mengakomodasi pertumbuhan wilayah aglomerasi secara berkelanjutan,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), juga menegaskan pentingnya proyek Giant Seawall sebagai bagian dari perlindungan kawasan pesisir.
Menurut AHY, dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem semakin nyata, sehingga pembangunan infrastruktur adaptif menjadi kebutuhan mendesak.
Ketua DPRD Jakarta, Khoirudin, juga menyatakan dukungannya terhadap proyek ini. Ia menilai pembangunan tanggul laut raksasa harus segera direalisasikan untuk mengatasi permasalahan banjir di Jakarta.
“Saya sangat mendukung dan ingin segera dimulai pembangunannya karena Jakarta saat ini sudah di bawah permukaan laut,” ujarnya.
Dengan dimasukkannya proyek Giant Seawall ke dalam daftar PSN 2025-2029 berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025, diharapkan pembangunan bisa segera dimulai dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Jabodetabekjur dan sekitarnya.
[Redaktur: Mega Puspita]