Metrojakartanews.id | Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mendapat tawaran menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024 dari Partai Nasdem.
Sebagaimana diberitakan sejumlah media massa, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali, sebelumnya mengungkapkan sejumlah nama yang berpotensi menjadi kandidat cawapres pendamping Anies untuk tahun 2024.
Baca Juga:
Gibran Bakal Rangkul Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud: Mereka Punya Visi Misi Bangun Bangsa
Nama-nama itu terdiri dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga Luhut Binsar Panjaitan.
Secara pribadi, Ali menyatakan lebih mendukung Luhut menjadi cawapres Anies. Sebab, menurut dia, Luhut mempunyai kemampuan, karakter, dan jejaring yang kuat.
"Kalau kita lihat ada kepala-kepala daerah. Ada Andika kalau sudah pensiun, ada Ridwan Kamil, terus ada Ibu khofifah menjadi masuk. Kalau saya Luhut Binsar Panjaitan menjadi salah satu figur," kata Ali, Selasa (18/10).
Baca Juga:
Berdebat Soal Hak Angket Pemilu, Demokrat Siap Pasang Badan
Namun, Luhut menyatakan menolak tawaran elite Partai Nasdem Ahmad Ali untuk menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
"Saya sudah bilang saya enggak terpikir untuk ke situ lagi, saya 2024 saya pikir sudah cukup," ujar Luhut menolak tawaran setelah menghadiri agenda #DemiIndonesia di Ciputra Artpreneur Theatre Jakarta, Sabtu (29/10).
Adapun penentuan cawapres pendamping Anies masih digodok oleh tim kecil perwakilan Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS. Anies sudah melakukan pertemuan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang diusulkan Partai Demokrat untuk menjadi cawapres.
Sementara itu, Anies akan bertemu dengan Ahmad Heryawan (Aher), mantan Gubernur Jawa Barat yang disodorkan PKS sebagai cawapres, Minggu (30/10). [stp]