MetroJakartaNews.id | Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman memimpin acara laporan korps Kenaikan Pangkat 19 Perwira Tinggi (Pati) TNI AD di Aula A.H. Nasution, Mabesad, Jakarta, Selasa (6/9).
Dari 19 Pati TNI AD yang mendapatkan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula, enam orang meraih bintang dua (Mayor Jenderal) yaitu Mayjen TNI Ujang Martenis, S.H., Mayjen TNI Gumuruh W., S.E., M.B.A., Mayjen TNI Agus Winarna, S.I.P., M.Si., M.Tr.(Han)., Mayjen TNI Haryanto, S.I.P., M.Tr.(Han)., Mayjen TNI Purwito Hadi Wardhono, S.E., M.Hum., dan Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, S.Sos., S.H., M.Han.
Baca Juga:
Cegah Prajurit TNI Terlibat Judi Online KSAD Jenderal Maruli Turun Gunung
Sedangkan 13 lainnya meraih bintang satu yakni, Brigjen TNI Yosef Tripriyanto, Brigjen TNI Danang Wiranta, Brigjen TNI Grandy Mangiwa, Brigjen TNI Arsil Tanjung, Brigjen TNI Drs. Syaiful Mashuri, M.Si., Brigjen TNI Haryadi, S.E., Brigjen TNI Marsudi Sarwono, S.H., M.Si. (Han)., Brigjen TNI Rachmat Eko Samodro, S.Sos., Brigjen TNI Syaepul Mukti Ginanjar, S.I.P., Brigjen TNI Herdiyana Prabhudi, S.E., Brigjen TNI M. Natsir Abdullah, S.H., M.Si., Brigjen TNI Agus Mintarto, S.Sos., M.M., dan Brigjen TNI dr. Andrianto Wahjudi, Sp.An., K.A.K.V.
Dalam amanatnya, Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman mengatakan bahwa kenaikan pangkat merupakan suatu kepercayaan serta amanah Tuhan Yang Maha Esa yang harus senantiasa disyukuri dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, sebagai suatu bentuk penghormatan dan penghargaan atas prestasi dan dedikasi, serta pengabdian dalam melaksanakan tugasnya kepada bangsa dan negara.
Baca Juga:
Mentan Amran dan KASAD Jenderal Maruli Panen Bawang Merah di Kawasan Urban Farming Bekasi
Kasad menjelaskan, sebagai pemimpin harus bisa mengembangkan kemampuan sehingga dengan menyandang pangkat dan jabatan yang lebih tinggi bisa terlihat bedanya, yaitu ada getaran getaran positif yang berdampak kepada anak buah.
“Perubahan nilai, perubahan status dan perubahan pangkat tentunya harus ada artinya, tidak serta merta hanya simbol semata sehingga tidak bisa membedakan mana yang dulu dengan yang sekarang,” tandas Jenderal Dudung mengakhiri amanatnya. [stp]