MetroJakartaNews.id | Haruskah satu persatu pedagang di Gedung Muara Baru Center (MBC) Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Nizam Zachman Jakarta atau Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara teriaki PT. Perikanan Indonesia (PT. Perindo-Persero) biar melakukan kewajibannya? Bukankah konsistesi dalam mengambil hak juga konsisten dalam menjalankan kewajiban.
Toke Suhari (kiri) dan Ketua P3MB, Rendra Purdiansa (kanan)
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
Sejak dibangunnya gedung MBC oleh Unit Pelaksana Tehnik (UPT) PPS Nizam Zachman Jakarta hingga pengambilalihan pengelolaan Gedung MBC dari UPT PPS Nizam Zahman Jakarta oleh Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) realisasi pelaksanaan maintenance atau pemeliharaan gedung MBC belum pernah dilakukan.
Hingga kini kondisi gedung MBC sudah sangat memprihatikan. Halaman yang menjadi sarana jalan menuju toko di Gedung MBC itu selalu banjir hingga sedengkul orang dewasa jika terjadi hujan atau banjir rob.
Dan jika banjir itu sudah surut maka akan menyisakan lumpur tebal dan sampah yang mengeluarkan bau busuk yang menusuk hidung.
Baca Juga:
Gantikan Hary Tanoe, Angela Tanoesoedibjo Jadi Ketum Perindo
Peristiwa ini sudah puluhan tahun dialami para pedagang atau pengusaha yang membuka usaha di Gedung MBC. Padahal, biaya pemeliharaan sarana prasarana ada dipungut oleh PT. Perikanan Indonesia atau PT. Perindo (persero) sebagaimana yang diperjanjikan dalam perikatan perjanjian sewa-menyewa gedung.
Penderitaan yang dialami para penyewa Gedung MBC itu tidak hanya pada akses jalan menuju toko atau kantor, hal lebih pedih lagi dirasakan ialah mengenai toilet di gedung yang sudah lama tidak berfungsi alias mampat sejak dibangunnya Gedung Cold Storage oleh PT. Ahian Jaya.
Kantor atau Cold Storage PT. Ahian Jaya ini dibangun diatas lahan taman yang di tengah-tengahnya dibangun septitank tempat penampungan pembuangan limbah toilet di Gedung MBC Blok A yang dibangun 3 lantai dan Gedung Blok B dibangun 2 lantai.
“Kita tidak menyalahkan PT. Ahian Jaya dalam hal pembangunan Cold Storage di atas lahan taman dan septitank. Itu adalah kewenangan PT. Perindo yang memberikan izin dalam pembangunan itu. Yang menjadi persoalan adalah mengapa PT. Perindo (Persero) tidak mencari solusi? Misalnya mencari lokasi lain yang dijadikan tempat Septitank,” ujar Rendra Purdiansa yang menyewa 2 toko di Blok A, lantai 2 dan lantai 3 Gedung MBC.
Rendra yang juga Ketua Paguyuban Pengusaha Perikanan Muara Baru (P3MB) itu mengira dengan teriakan sahabatnya (Suhari-red) selama ini akan membuat perubahan pada management PT. Perindo (Persero). Namun kenyataaanya tidak.
“Kita harus teriak terus, tidak boleh tidak! Sahabat saya ini (Suhari-red) sudah teriak kemana-mana, bahkan DPR-RI juga sudah turun tangan namun tidak ada perubahan, ini tidak boleh dibiarkan. Bayangkan, jika karyawan sakit perut harus terbirit-birit mencari toilet ketempat lain. Kalau saya sendiri sudah persiapan dari rumah. Kalau karyawan mana bisa begitu? Mereka masuk kerja harus sesuai jam kerja, jadi ngga bisa persiapan matang sebelum ke toko” ungkap Rendra yang juga Ketua Koperasi di Pelabuhan Muara Baru itu.
Dia menambahkan bahwa Sigit Muhartono sejak menjadi Dirut PT. Perindo (Persero) tidak membawa perubahan untuk kebaikan di MBC, justru semakin membuat kemunduran.
“Saya melihat selama ini, 8 bulan lebih Bapak Sigit Muhartono menahkodai PT. Perindo (Persero) tidak ada kemajuan, justru semakin mundur, sebab saya mendengar informasi bahwa uang pensiun/pesangon sejumlah Karyawan Perindo tidak dicairkan sampai saat ini. Inikan kemuduran? Sebelumnya uang pesiun karyawan langsung dibayarkan setelah pensiun,” tutupnya. [stp]